Sebenarnya, gue sudah berencana pindah dari beberapa bulan yang lalu. Niatnya, pengen mencari suasana baru sebagai digital nomad. Toh, gue juga udah mulai bosan dengan kota Padang.
Baru saja membuat wacana, tiba-tiba saja negara api COVID-19 menyerang. Alhasil, gue terpaksa harus menunda rencana pindah sampai kondisi memungkinkan untuk perjalanan udara.
Walau begitu, gue tetap harus mempersiapkan berbagai hal untuk pindahan.
Tempat Tinggal
Ya namanya juga pindahan, hal yang penting banget buat diurus ya tempat tinggal. Walaupun untuk sementara waktu gue bisa tinggal dengan keluarga, sebagai introvert akut yang memuja personal space, gue tetap bakal cari tempat tinggal sendiri.
Entah kosan, sewa rumah, atau apartemen (ini saran temen gue). Bagi gue, selama tempat tinggalnya ada dapur sih, nggak masalah. Soalnya gue lagi doyan banget masak. Apalagi kalau tinggal sendiri, kalau makan di luar terus malah bikin boros.
Makanya, punya dapur buat gue jadi hal yang wajib selain kondisi tempat tinggal yang bersih. Bakalan lebih seneng lagi kalau dapurnya udah ada oven. Beuh, bisa tiap minggu gue baking mulu.
Surat Izin
Sekarang, untuk bisa memasuki beberapa kota di Indonesia (terutama Jakarta), ada berbagai persyaratan yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah Surat Izin Keluar Masuk (SIKM).
SIKM ini bisa diurus sendiri atau diurus oleh kantor termpat bekerja. Persyaratannya sih, nggak banyak. Cukup siapkan surat pernyataan, KTP, foto diri, sama hasil tes COVID-19 (kalau berasal dari zona merah).
Cara mengajukan SIKM ini juga sebenarnya gampang, tinggal isi formulirnya secara online. Nanti tinggal tunggu deh apakah permohonan SIKM kita disetujui atau engga. Kalau disetujui, ya tinggal berangkat deh.
Peraturan dari Maskapai Penerbangan
Sekarang, buat bisa travel pakai pesawat, ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi. Misalnya, apakah maskapai tersebut membuka penerbangan ke kota tujuan. Jika membuka penerbangan, apakah ada perubahan jadwal atau tidak.
Selain itu, sebagian maskapai juga memberlakukan beberapa persyaratan untuk bisa melakukan perjalanan. Misalnya, selain identitas diri, kita juga harus menyiapkan surat pernyataan, SIKM, surat keterangan bebas COVID-19, serta harus melaporkan detail perjalanan.
Bentar, napas dulu. Ternyata banyak banget yak yang harus disiapkan. Tapi masih ada lagi nih yang paling penting banget
Hasil Tes COVID-19 Negatif
YAIYALAH. Yakali, udah positif, malah kelayapan. Malah mengundang amarah warga yang ada. Pokoknya plis, kalau udah ketahuan positif, ikutin protokol dan ajuran dokter. Jangan sok-sokan walaupun kelihatan engga ada gejala.
Seperti yang udah gue bilang di awal, buat dapetin SIKM, butuh hasil tes COVID-19. Apalagi maskapai penerbangan juga mengharuskan untuk ada surat keterangan bebas COVID-19. Jadi ya, mau nggak mau harus tes dulu sebelum berangkat.
Sekarang hampir semua rumah sakit sudah ada fasilitas buat tes mandiri, baik rapid test ataupun pcr test. Tinggal disesuaikan aja butuhnya rapid atau pcr.
Kalau dari Padang, setau gue sampai saat ini masih wajib pcr test kalau mau keluar Sumbar. Tapi untuk beberapa kota lain, kabarnya sih rapid test aja cukup. Jadi pastikan sesuai sama ketentuan ya.
Untungnya sih, sekarang buat rapid atau pcr test udah bisa melalui aplikasi Halodoc. Jadi sebenarnya nggak perlu pusing-pusing lagi mikir harus tes dimana, biayanya berapa. Di Halodoc, informasinya udah lengkap banget. Bahkan, kita bisa buat janji untuk melakukan tes mandiri. Lebih gampang dong ketimbang harus ke rumah sakit dulu. Resiko terpaparnya juga pastinya lebih kecil
Nah, kalau semua kelengkapan itu udah lengkap, tinggal angkat koper deh, buat berangkat. Tapi ini buat keperluan penting aja ya, bukan buat jalan-jalan santuy. Kalau mau travelling mah nanti-nanti aja. Atau staycation di rumah aja, udah hemat, aman lagi.
Semoga pandemi ini segera berakhir ya. Gue pengen masuk kantor nih, udah mulai gak lucu kerja pake piyama mulu :)))))