Sebenarnya saya sudah janji dari beberapa waktu lalu untuk sharing hasil diskusi tentang internet sehat di acara Hari Pers Nasional kemaren. Jadi mohon maaf kalau kali ini malah cerita random, karena saya belum sempat mengutak-atik catatan materinya kemarin. Maklum, mahasiswa tahun akhir sedang sok sibuk.
Jadi ceritanya beberapa waktu lalu, rekan saya di tim redaksi IMagz (buat yang belum tahu, IMAgz adalah majalahnya mahasiswa psikologi Indonesia di bawah naungan ILMPI), kak Jessi kasih kabar kalau dia mau ke Padang dan meminta bertemu jika saya ada waktu. Saya, yang memang lagi tidak sibuk-sibuk betul mengiyakan tawaran kak Jessi dalam sepernano detik (lebay, ah). Lagi pula, terakhir kali kak Jessi berkunjung ke Sumatera Barat, kami tidak sempat keliling kota Padang karena terjebak di Bukittinggi selama seminggu.
Jadilah, seharian kemarin saya dan kak Jessi jalan-jalan, makan nasi Padang, menyusuri pantai Padang, nongkrong di Taman Melati karena Museum Adityawarman ternyata sudah tutup, dan berakhir di Kelenteng See Hin Kiong, menyeruput kopmil (kopi dengan campuran milo) sembari menikmati sore.
Berhubung malamnya kak Jessi masih punya pekerjaan yang harus diselesaikan, jadilah kami berpisah selepas maghrib. Tapi hari saya belum berakhir, karena saya, bang Barra dan bang Ade sudah ada agenda untuk bertemu dengan beberapa blogger dan influencer dari Singapura yang tengah berkunjung ke Sumatera Barat. Kebetulan, kami semua memang janjian di kelenteng ini jadi saya tidak susah payah berpindah lokasi.
Ternyata oh ternyata, kita diajak janjian di kelenteng karena ada acara pasar malam. Bahkan ada atraksi barongsainya juga. Bahagia, dong. Meski saya bukan Tionghoawalaupun mata saya agak sipit tapi selalu ada kebahagiaan tersendiri tiap lihat barongsai.
Sebagaimana pasar malam pada umumnya, ada banyak stand makanan yang sayangnya tidak sempat saya cicip. Ada juga berbagai stand produk lain seperti produk kesehatan dan kecantikan hingga gadget. Saya sih, gak minat. Saya sudah keburu kenyang setelah makan nasi Padang dan kopi. Saya cuma minat liat atraksi barongsai saja.
Kita baru ketemu sama teman-teman dari Singapura sekitar jam 8 malam dan langsung diajak makan es durian. Sambil mencicipi es durian, kami ngobrol banyak tentang kota Padang dan pariwisata Sumatera Barat. Ada 10 orang blogger dan influencer, Czaraim, Brenda, Georgia, Fathin, Fateehah, Zippy, Jonathan, Nicholas, Stephanie, dan Justin. Sayangnya kita tidak sempat ngobrol terlalu lama karena malam sudah semakin larut.
Bertemu teman-teman baru ini membuat saya ingin ke Singapura lagi. Ah, sepertinya saya harus segera memperbarui paspor.
Jadilah, seharian kemarin saya dan kak Jessi jalan-jalan, makan nasi Padang, menyusuri pantai Padang, nongkrong di Taman Melati karena Museum Adityawarman ternyata sudah tutup, dan berakhir di Kelenteng See Hin Kiong, menyeruput kopmil (kopi dengan campuran milo) sembari menikmati sore.
Berhubung malamnya kak Jessi masih punya pekerjaan yang harus diselesaikan, jadilah kami berpisah selepas maghrib. Tapi hari saya belum berakhir, karena saya, bang Barra dan bang Ade sudah ada agenda untuk bertemu dengan beberapa blogger dan influencer dari Singapura yang tengah berkunjung ke Sumatera Barat. Kebetulan, kami semua memang janjian di kelenteng ini jadi saya tidak susah payah berpindah lokasi.
Ternyata oh ternyata, kita diajak janjian di kelenteng karena ada acara pasar malam. Bahkan ada atraksi barongsainya juga. Bahagia, dong. Meski saya bukan Tionghoa
Sebagaimana pasar malam pada umumnya, ada banyak stand makanan yang sayangnya tidak sempat saya cicip. Ada juga berbagai stand produk lain seperti produk kesehatan dan kecantikan hingga gadget. Saya sih, gak minat. Saya sudah keburu kenyang setelah makan nasi Padang dan kopi. Saya cuma minat liat atraksi barongsai saja.
Kita baru ketemu sama teman-teman dari Singapura sekitar jam 8 malam dan langsung diajak makan es durian. Sambil mencicipi es durian, kami ngobrol banyak tentang kota Padang dan pariwisata Sumatera Barat. Ada 10 orang blogger dan influencer, Czaraim, Brenda, Georgia, Fathin, Fateehah, Zippy, Jonathan, Nicholas, Stephanie, dan Justin. Sayangnya kita tidak sempat ngobrol terlalu lama karena malam sudah semakin larut.
Bertemu teman-teman baru ini membuat saya ingin ke Singapura lagi. Ah, sepertinya saya harus segera memperbarui paspor.