Beberapa bulan lalu, saya berkenalan dengan seorang WNA asal Jepang. Teman bule saya ini datang untuk melakukan riset di kota Padang selama beberapa bulan mengenai arsitektur. Selama berkomunikasi, kami menggunakan bahasa Inggris karena teman saya ini cukup fasih berbahasa Inggris meski dengan logat Jepang yang sangat kental. Namun ketika saya berkomunikasi dengan rekan-rekan yang lain, teman bule saya ini terkesima karena saya menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Minang secara bergantian.
"You are trilingual!" begitu serunya ketika kami bersantai. Saya merasa tidak ada yang istimewa karena memang sebagian besar masyarakat Indonesia fasih tiga bahasa, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, serta bahasa daerah seperti saya berbahasa Minang. Namun ternyata, di Jepang sana hanya logatnya saja yang berbeda, bukan bahasanya. Tentu ini menjadi hal yang baru bagi teman bule saya. Karena di Jepang sana, meski ada berbagai logat, hanya ada satu bahasa, yaitu bahasa Jepang.