Udah beberapa hari ini saya engga enak badan. Batuk pilek gak brenti-brenti. Sampe kesel karena kegiatan jadi terganggu semua. Tapi badan ini tetap dipaksakan kuliah, mengingat sekarang masuk minggu-minggu terakhir kuliah. Kuliah lapangan juga lagi banyak-banyaknya. Jadi sebisa mungkin saya tetap mengusahakan untuk hadir kuliah. Walaupun paginya saya harus minum vitamin dulu dan nyedot susu UHT.
Seperti hari ini, meski engga ada jadwal kuliah di kelas, saya tetap ke kampus karena harus mewawancarai seorang narasumber untuk tugas akhir salah satu mata kuliah yang saya ikuti. Mumpung ke kampus, sekalian saja saya mengurus draft penelitian saya yang udah dua hari engga saya pegang. Kalau kelamaan gak dipegang bisa-bisa mentok ini penelitian.
Tapi, jika biasanya saya bisa mengendap di perpustakaan kampus sampai diusir sama pustakawannya, kali ini saya gak kuat. Sebelum ashar saya sudah mengabari mas pacar, pengen pulang, pengen tidur. Yasud, mas pacar langsung jemput ke halte.
Pas lihat mas pacar, kok bawa ransel? Kan katanya gak ada bimbingan, gak ke lab juga. Kok ranselan? Secara mas pacar biasanya ranselan kalo bawa laptop, alias ada bimbingan atau mau nongkrong di lab jurusannya.
Nyampe depan rumah, mas pacar malah buka ranselnya dan menyodorkan bingkisan berwarna kuning dengan pita ungu dan label yang cukup familiar buat saya.