Hari ini hari terakhir UAS di sekolahku, dengan mata uji Bahasa Jepang dan Muatan Lokal. Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar aman terkendali. Sehabis ujian, aku menghabiskan waktu dengan berkeliling Gramedia Padang dan makan siang di Pizza Hut dengan Arief. Maklum, ingin menyegarkan otak setelah ujian yang melelahkan.
Di Pizza Hut, aku iseng membuka facebook melalui hapeku, mencari tahu adakah yang telah sampai di kantor Singgalang, secara hari ini akan ada rapat bulanan. Dan tiba-tiba saja mataku tertumbuk pada salah satu komentar pada dinding grup Crew SMS.
Ini komentar yang ditulis bang Dodi Prananda. Sukses membuat airmataku hampir menetes di tempat umum. Bangdod, aku kangen.
Aku teringat waktu awal bergabung di Singgalang. Kala itu aku diajak kak Irma Garnesia, setelah UAS semester 1 kelas 1 dulu. Itulah kali pertama aku bisa mengakrabkan diri dengan bangdod, setelah sebelumnya takut-takut dan malu-malu. Maklum, sejak SMP aku sudah mengagumi karya-karyanya. Dan sejak itu aku sering bertanya kepadanya, mulai dari bertanya pendapat mengenai tulisanku, curhat masalah tulis-menulis, sampai masalah-masalah yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk dibahas. Tapi kebanyakan aku sering bertanya mengenai cerpen. Maklum, pemula. Hehe.
Ketika aku akan naik kelas 2, aku juga sempat bertanya mengenai jurusan pada bangdod. Bangdod memang tidak memaksaku untuk masuk IPS seperti dirinya, semua terserah padaku. Tapi sebuah perkataan membuatku mengambil jurusan IPA.
Yap! Aku dan bangdod memang sama-sama hobi nulis. Tapi aku tak mau dibanding-bandingkan. Aku bukan bangdod, meskipun aku ingin memiliki prestasi sebanyak bangdod, aku tak mau disamakan. Perkataan ini membuatku marah, dan merasa diremehkan. Dan ini membuat tekadku bulat untuk masuk jurusan IPA.
Ketika bangdod kemudian melanjutkan kuliah di UI, aku merasa kehilangan. Yah, bangdod sudah kuanggap sebagai kakak sendiri (terlebih, kedua kakakku telah lama tiada). Juga, rasanya aneh. Tak ada bangdod yang memimpin rapat dan membagi tugas SMS. Kini, aku yang menggantikannya. Rasanya aku tak seadil bangdod dalam membagi tugas. Tapi aku berusaha.
Bangdod, aku kangen. Pengen ngobrol macam-macam, pengen curhat masalah tulis menulis lagi, pengen konsulin cerpen lagi, pengen liat bangdod mimpin rapat SMS lagi, pengen cerita-cerita.
Liburan besok bangdod pulang gak ya?
***
p.s: buat bloggers yang baca, maaf kalau aku agak-agak lebe dan melodrama. Efek kangen ternyata kuat sekali ya? *elap air mata*
Di Pizza Hut, aku iseng membuka facebook melalui hapeku, mencari tahu adakah yang telah sampai di kantor Singgalang, secara hari ini akan ada rapat bulanan. Dan tiba-tiba saja mataku tertumbuk pada salah satu komentar pada dinding grup Crew SMS.
Miss you so deeply all, semangat!
Ini komentar yang ditulis bang Dodi Prananda. Sukses membuat airmataku hampir menetes di tempat umum. Bangdod, aku kangen.
Aku teringat waktu awal bergabung di Singgalang. Kala itu aku diajak kak Irma Garnesia, setelah UAS semester 1 kelas 1 dulu. Itulah kali pertama aku bisa mengakrabkan diri dengan bangdod, setelah sebelumnya takut-takut dan malu-malu. Maklum, sejak SMP aku sudah mengagumi karya-karyanya. Dan sejak itu aku sering bertanya kepadanya, mulai dari bertanya pendapat mengenai tulisanku, curhat masalah tulis-menulis, sampai masalah-masalah yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk dibahas. Tapi kebanyakan aku sering bertanya mengenai cerpen. Maklum, pemula. Hehe.
Ketika aku akan naik kelas 2, aku juga sempat bertanya mengenai jurusan pada bangdod. Bangdod memang tidak memaksaku untuk masuk IPS seperti dirinya, semua terserah padaku. Tapi sebuah perkataan membuatku mengambil jurusan IPA.
Memangnya kamu gak mau masuk IPS, win? Gak kepengen kayak bang Dodi? Kamu sama dia kan sama, sama-sama hobi nulis
Yap! Aku dan bangdod memang sama-sama hobi nulis. Tapi aku tak mau dibanding-bandingkan. Aku bukan bangdod, meskipun aku ingin memiliki prestasi sebanyak bangdod, aku tak mau disamakan. Perkataan ini membuatku marah, dan merasa diremehkan. Dan ini membuat tekadku bulat untuk masuk jurusan IPA.
Ketika bangdod kemudian melanjutkan kuliah di UI, aku merasa kehilangan. Yah, bangdod sudah kuanggap sebagai kakak sendiri (terlebih, kedua kakakku telah lama tiada). Juga, rasanya aneh. Tak ada bangdod yang memimpin rapat dan membagi tugas SMS. Kini, aku yang menggantikannya. Rasanya aku tak seadil bangdod dalam membagi tugas. Tapi aku berusaha.
Bangdod, aku kangen. Pengen ngobrol macam-macam, pengen curhat masalah tulis menulis lagi, pengen konsulin cerpen lagi, pengen liat bangdod mimpin rapat SMS lagi, pengen cerita-cerita.
Liburan besok bangdod pulang gak ya?
***
p.s: buat bloggers yang baca, maaf kalau aku agak-agak lebe dan melodrama. Efek kangen ternyata kuat sekali ya? *elap air mata*