Alhamdulillaaaaaaahhh akhirnya bisa pegang laptop lagi :')
Iyah, ceritanya kan saya ikut Mukernas ILMPI di Bukittinggi beberapa waktu yang lalu. Lumayan, seminggu kita tinggal di pedesaan yang sinyalnya kayak hati yang lagi labil *halah*
Tapi itu saya bahas belakangan deh. Soalnya saya mau bahas blognya Mbak Erlisa. Iyah, salah satu anggota Blogger Perempuan yang juga ikutan arisan blog kayak sayah. Mbak Erlisa ini housewife yang udah punya 3 anak. Selain ngeblog Mbak Erlisa ini juga freelance writer. Wah, ngiri deh saya. Saya aja yang hidupnya cuma seputaran kampus-rumah doang masih sering keteteran. Salut sama Mbak Erlisa deh.
Tampilan blognya Mbak Erlisa ini ngingetin saya sama blog-blog yang banyak ngasih tips gitu. Tapi memang isi blognya kebanyakan tips-tips gitu yak. Jadi bermanfaat deh. Apalah saya yang isi blognya lebih banyak curhatan labil begini *muka sedih*
Tips yang ditulis Mbak Erlisa ini macem-macem. Ada tentang parenting, bisnis, belanja online, macem-macem deh. Bermanfaat pokoknya. Gak nyesel kalo buka blognya Mbak Erlisa mah. Dijamin *ala ala seles*
Ngiri deh saya, kayaknya time management saya kalah beud sama Mbak Elisa. Kudu berguru nih saya, hehehe
FYI, kali ini engga ada foto soalnya koneksi internet saya lagi labil *hiks*. Gapapa lah yak :3
Setelah ikut komunitas Blogger Palanta yang isinya blogger-blogger minang anti huru hara pecinta hura-hura, saya jadi ikut beberapa komunitas blogger lainnya. Salah satunya Blogger Perempuan. Honestly ini semua berawal dari keisengan setelah melakukan netsurfing ditengah kebosanan tugas kuliah yang sengaja dibiarkan menumpuk.
Nah, kebetulan beberapa hari setelah saya gabung ada arisan blogger. Yah mirip-mirip lah kayak arisan yang sering diikutin emak saya. Cuma bedanya disini yang menang arisan blognya di-review sama peserta yang lain. Sempat silent blogwalking ke beberapa blogger yang jadi peserta dan jiper sendiri. Rata-rata udah pada nikah, malah ada yang udah punya anak. Lah saya? Dilamar aja belom pernah. Belom KKN, belom pake toga ya piye.
Anyway yang menang arisan pertama ini namanya Mbak Vanti, a lovely wife and a newborn mom. Saya mupeng liat foto-foto dedek Rayan yang gemesin banget. semacam pengen culik bawa ke Padang *digaplok mbak Vanti*
haduh dedek Rayan sini tante peluk |
Saya seneng banget baca ceritanya mbak Vanti soal dedek Rayan. Bawaannya jadi mupeng, jadi pengen punya dedek bayi juga *halah* #theperksofbabylover
Ada salah satu cerita mbak Vanti yang menarik tentang dedek Rayan yang udah paham kalo ditarok di bantal lemesnya berarti feeding time. Itu kayak baca teori classical conditioning nya Ivan Pavlov versi live action *halah*
Oke, Awin kurang piknik. Kebanyakan kencan ama buku psikologi. Mungkin ada yang mau ngajak Awin piknik?
cover from goodreads.com |
Penulis : Donny Dhirgantoro
Penerbit : Grasindo
Penerbit : Grasindo
Tahun Terbit : 2011
Tebal : 418 halaman
Format : Paperback
ISBN : 9789790815629
Ini Bulutangkis, dan ini Indonesia, di mana impian dibawa ke dunia nyata, tidak berlaku untuk Gusni Annisa Puspita, remaja yang "kelebihannya" adalah keterbatasannya. Cita-citanya sejak kecil untuk membuat orang tuanya senang dengan bermain bulutangkis terus kandas.
Suatu malam kenyataan pahit datang untuknya, sebuah kenyataan tak berperi, hidup yang tidak berpihak kepadanya, kenyataan yang berbicara lantang kalau bermimpi saja tidak akan pernah cukup.
Dan, perempuan Indonesia dengan segala keterbatasannya itu memutuskan untuk melawan, memutuskan untuk terus berjuang demi impiannya, memutuskan untuk terus mencintai hidup yang tidak pernah sempurna.
Memutuskan untuk berani mencintai, dan mencintai dengan berani...
Ini Bulutangkis, dan ini Indonesia, di mana impian dibawa ke dunia nyata, tidak berlaku untuk Gusni Annisa Puspita, remaja yang "kelebihannya" adalah keterbatasannya. Cita-citanya sejak kecil untuk membuat orang tuanya senang dengan bermain bulutangkis terus kandas.
Suatu malam kenyataan pahit datang untuknya, sebuah kenyataan tak berperi, hidup yang tidak berpihak kepadanya, kenyataan yang berbicara lantang kalau bermimpi saja tidak akan pernah cukup.
Dan, perempuan Indonesia dengan segala keterbatasannya itu memutuskan untuk melawan, memutuskan untuk terus berjuang demi impiannya, memutuskan untuk terus mencintai hidup yang tidak pernah sempurna.
Memutuskan untuk berani mencintai, dan mencintai dengan berani...
Her name is Artha, from Universitas Sriwijaya. But I always call her Tata because it's hard for to pronounced Artha. She was my roommate during Muskerwil and she was a wonderful roommate.
Seperti yang udah saya ceritain di sini, saya ada agenda ke Jambi selama seminggu untuk Muskerwil ILMPI. Dan seperti yang sudah saya janjikan, saya bakal cerita tentang agenda saya di Jambi.
Saya berangkat ke Jambi tanggal 12 Januari sore, barengan sama kak Ika dan kak Ola.
Saya berangkat ke Jambi tanggal 12 Januari sore, barengan sama kak Ika dan kak Ola.
Yak! Saya bakal ke Jambi untuk Muskerwil ILMPI. Tahun ini agak berbeda karena saya berangkat dua hari lebih cepat, barengan sama korwil dan PHW yang lain. Acaranya juga lebih lama, lima hari.
Mungkin seminggu ini bakalan susah online, apalagi update blog. Tapi pasti saya bakal cerita di sini nanti setelah pulang dari Jambi.
See you later bloggies!
Mungkin seminggu ini bakalan susah online, apalagi update blog. Tapi pasti saya bakal cerita di sini nanti setelah pulang dari Jambi.
See you later bloggies!
Tiap orang pasti punya benda wajib yang harus dibawanya setiap keluar rumah. Paling tidak dompet dan gadget. Mungkin beberapa orang (terutama perempuan) punya benda lain yang musti ada di dalam tasnya jika bepergian. Termasuk saya.
Saya juga punya benda wajib yang kudu musti ada di dalam tas, di luar dompet dan gadget yang memang harus selalu dibawa.
It's 2016 already! Sebenarnya mau bikin postingan wrapup ini tepat tanggal 31 Desember 2015 pas pergantian tahun. Tapi berhubung sudah ada agenda tahun baru bareng sepupu jadi postingannya tertunda. Dan tertunda lagi gara-gara 12 hari lagi menuju muswil ILMPI di Jambi dan LPJ saya gak kelar-kelar sampe sekarang. Mumpung suntuk karena nungguin file-file yang masih ditangan staff anggota tim yang lain, jadi baru sekarang sempat bikin postingan ini.
Sebenarnya udah sering ke Kedai Mie Ramen, terutama yang di Andalas karena relatif dekat dari kampus. Tapi baru tau kalau di cabang GOR H. Agus Salim ada okonomiyaki. Itu juga setelah nanya sama mbak-mbaknya.
Buat yang belum tau, okonomiyaki itu salah satu makanan Jepang, mirip telur dadar isi sayuran gitu deh. Katanya kalo di Jepang okonomiyaki itu terkenal banget di daerah Osaka. Tapi yang saya makan di Kedai Mie Ramen ini nama menunya Okonomiyaki Hiroshima, gatau beneran asli Hiroshima apa engga.
Buat yang belum tau, okonomiyaki itu salah satu makanan Jepang, mirip telur dadar isi sayuran gitu deh. Katanya kalo di Jepang okonomiyaki itu terkenal banget di daerah Osaka. Tapi yang saya makan di Kedai Mie Ramen ini nama menunya Okonomiyaki Hiroshima, gatau beneran asli Hiroshima apa engga.
Percayalah, you don't need any chopstick |
Mungkin ini postingan #latepost. Tapi gapapa, daripada bulukan di draft.
Jadi ceritanya hari Sabtu sama Minggu (7-8 Nov) kemaren saya wara-wiri di acara #PWTDA. Buat yang belum tau, TDA alias Tangan di Atas itu sebuah komunitas yang isinya pengusaha-pengusaha Sumatera Barat. Jadi kebayang lah ya seperti apa serunya. Apalagi banyak komunitas-komunitas lain yang ngisi booth dan acara. Rame jadinya.
Hari Sabtu kebetulan saya juga ikut acara Marshmallow Release Party yang diadain komunitas Android Ranah Minang. Jadi saya gak fokus ke #PWTDA. Makanya hari Minggu saya puas puasin jajan di #PWTDA sampe perut gak menerima lagi.
Uniknya, jajan di #PWTDA ini gak pakai uang tunai, melainkan pake uang non tunai alias e-money. Agak ribet sih buat saya yang terbiasa pakai uang tunai. Karena sistem e-money ini harus punya kartu e-money nya dulu, kemudian isi saldonya, baru bisa dipake. Cukup ribet buat saya yang terbiasa megang uang tunai.
Tapi ya teteup, namanya pengen cip icip saya coba juga itu e-money nya.
Makanan pertama yang saya icip itu BBQ Skewer dari Palanta Roemah Kajoe. Porsi mini sih, soalnya PRK ini bikin mini palanta. Otomatis menunya porsi mini yang cocok buat dimakan sambil puter-puter bazar.
Jadi ceritanya hari Sabtu sama Minggu (7-8 Nov) kemaren saya wara-wiri di acara #PWTDA. Buat yang belum tau, TDA alias Tangan di Atas itu sebuah komunitas yang isinya pengusaha-pengusaha Sumatera Barat. Jadi kebayang lah ya seperti apa serunya. Apalagi banyak komunitas-komunitas lain yang ngisi booth dan acara. Rame jadinya.
Hari Sabtu kebetulan saya juga ikut acara Marshmallow Release Party yang diadain komunitas Android Ranah Minang. Jadi saya gak fokus ke #PWTDA. Makanya hari Minggu saya puas puasin jajan di #PWTDA sampe perut gak menerima lagi.
Uniknya, jajan di #PWTDA ini gak pakai uang tunai, melainkan pake uang non tunai alias e-money. Agak ribet sih buat saya yang terbiasa pakai uang tunai. Karena sistem e-money ini harus punya kartu e-money nya dulu, kemudian isi saldonya, baru bisa dipake. Cukup ribet buat saya yang terbiasa megang uang tunai.
Tapi ya teteup, namanya pengen cip icip saya coba juga itu e-money nya.
Makanan pertama yang saya icip itu BBQ Skewer dari Palanta Roemah Kajoe. Porsi mini sih, soalnya PRK ini bikin mini palanta. Otomatis menunya porsi mini yang cocok buat dimakan sambil puter-puter bazar.
Rasanya enak. Mirip-mirip sate madura which I really love! Sayang porsinya cuma tiga tusuk, jadi kurang puas deh. Tapi namanya juga porsi mini jadi ya isinya mini juga.
Yang kedua, saya icip ChocoCrazy dari IcePasco. Rasanya beda banget sama minuman cokelat yang sering saya minum. Bittersweet nya pas di lidah saya yang sering diserang rasa eneg setelah minum cokelat. Saya penyuka dark chocolate, sementara rata-rata minuman cokelat yang dijual di pasaran sudah diberi pemanis tambahan yang malah bikin saya enek. Mungkin kalau kepengeh minum cokelat lagi saya mampir ke IcePasco lagi.
Saya cuma sempat icip dua menu ini ajah. Sebenarnya ada beberapa menu lagi yang pengen saya icip. Waffle ice cream, aneka cemilan kampung, terus juga ada stand yang jual makanan korea. Saya lupa nama standnya. Cuma sewaktu saya pengen coba, mbak yang jaga stand bilang menunya pedes. Batal deh. Perut saya lagi gak toleran makanan pedas soalnya
Mungkin nanti saya langsung cari lokasi penjaja makanan-makanan yang ada di sini dan icip icip langsung.
Yang kedua, saya icip ChocoCrazy dari IcePasco. Rasanya beda banget sama minuman cokelat yang sering saya minum. Bittersweet nya pas di lidah saya yang sering diserang rasa eneg setelah minum cokelat. Saya penyuka dark chocolate, sementara rata-rata minuman cokelat yang dijual di pasaran sudah diberi pemanis tambahan yang malah bikin saya enek. Mungkin kalau kepengeh minum cokelat lagi saya mampir ke IcePasco lagi.
Saya cuma sempat icip dua menu ini ajah. Sebenarnya ada beberapa menu lagi yang pengen saya icip. Waffle ice cream, aneka cemilan kampung, terus juga ada stand yang jual makanan korea. Saya lupa nama standnya. Cuma sewaktu saya pengen coba, mbak yang jaga stand bilang menunya pedes. Batal deh. Perut saya lagi gak toleran makanan pedas soalnya
Mungkin nanti saya langsung cari lokasi penjaja makanan-makanan yang ada di sini dan icip icip langsung.
Jujur, saya jarang-jarang duduk ganteng di cafe, terutama kalo gak penting-penting banget. Saya tipe anak rumahan yang hobinya bawa bekal ke kampus. Jadi kalo ada yang nemuin saya lagi duduk ganteng di cafe, kemungkinan besar saya memang ada agenda di sana. Bukan sekedar duduk ganteng sambil ngupi cantik.
Tapi kali ini kasus khusus. Jadi ceritanya Senin kemaren saya punya jeda kuliah sekitar 3 jam lebih. Mono gatau mau ngapain akhirnya si bapak koor ngajak ke salah satu cafe yang katanya gak jauh-jauh amat dari kampus, namanya Friday Cafe & Resto yang letaknya di kawasan Pauh. Kalo dari Simpang Malintang, Pasbar tinggal lurus aja, entar juga nemu kok cafenya
Tapi kali ini kasus khusus. Jadi ceritanya Senin kemaren saya punya jeda kuliah sekitar 3 jam lebih. Mono gatau mau ngapain akhirnya si bapak koor ngajak ke salah satu cafe yang katanya gak jauh-jauh amat dari kampus, namanya Friday Cafe & Resto yang letaknya di kawasan Pauh. Kalo dari Simpang Malintang, Pasbar tinggal lurus aja, entar juga nemu kok cafenya