Cover diambil dari Goodreads.com |
Penulis: Paulo Coelho, Eko Indriantanto (penerjemah)
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2011
Tebal: 263 halaman
Format: Paperback
ISBN: 978-979-22-6719-8
Dalam novel ini, yang terbit sebelum The Alchemist -- Sang Alkemis, Paulo menempuh perjalanan untuk mencapai pengetahuan diri, kebijaksanaan, dan penguasaan spiritual.
Dipandu oleh teman seperjalanannya yang misterius bernama Petrus, Paulo menyusuri jalan ke Santiago yang suci, melalui serangkaian cobaan dan ujian sepanjang jalan -- bahkan bertatap muka dengan seseorang yang mungkin sang iblis sendiri. Kenapa jalan menuju hidup sederhana ternyata sangat sulit? Apakau Paulo akan menjadi cukup kuat untuk menggenapkan perjalanan menuju kerendahan hati, kepercayaan, dan keyakinan?
Paulo Coelho adalah pencerita yang memukau, menginspirasi orang di seluruh penjuru dunia untuk melihat lebih dari hal yang biasa menuju hal yang menakjubkan
***
Ini adalah kali pertama saya membaca karya Paulo Coelho, meskipun saya sudah mengenal kiprah penulis kelahiran Brazil ini. Ini juga kali pertama saya membaca buku bernuansa Kristiani, jadi saya cukup berhati-hati membacanya.
Novel ini berkisah tentang perjalanan ziarah ke Santiago de Compostela, yakni sebuah perjalanan menuju makam Santiago yang terletak di tanjung Iberia, yang dalam sejarah kekristenan merupakan salah satu murid Isa al Masih.
"Kau harus ke Perancis, ke Saint-Jean-Pied-de-Port, dan mencari Mme Lourdes di sana. Dia akan mengantarmu menemui seseorang yang akan memandumu sepanjang Jalan menuju Santiago" - halaman 18
Awalnya saya mengira novel ini semacam biografi Paulo, meski saya tidak begitu yakin. Saya tidak mengenal Ordo Tradisi (atau ordo RAM), dan saya tidak yakin adanya ordo dengan ritual magis dalam dunia kekristenan. Tapi dari Goodreads saya mengetahui bahwa novel ini memang terinspirasi dari pengalaman Paulo sendiri ketika melakukan perjalanan ziarah ke Santiago de Compostela, meski alurnya dimodifikasi menjadi karya fiksi.
Berbeda dengan kisah nyatanya, dalam novel ini Paulo diceritakan melakukan perjalanan ziarah untuk mencari pedang atas perinta guru dari ordonya.
"Aku memilih untuk menempuh Jalan menuju Santiago dalam rangka mencari pedangku. Pedang itu menjadi benda terpenting dalam hidupku sekarang, dan aku harus memikirkan cara agar dapat menemukannya. Aku harus membuat keputusan yang tepat" - halaman
Yang menarik bagi saya dalam novel ini adalah kisah-kisah historikal yang dituturkan Petrus -- pemandu Paulo dalam perjalanan ziarah. Kisah-kisah yang diceritakannya penuh pesan moral tentang cinta kasih -- tipikal kekristenan.
"Berabad-abad silam, seorang putri yang menempuh Jalan menuju Santiago, Felicia dari Aquitane, memutuskan untuk meninggalkan segala yang ia punya dan menetap di sini dalam perjalanan kembali dari Compostela. Ia adalah sang cinta sendiri, karena ia membagikan semua kekayaannya untuk orang-orang miskin di daerah ini dan mulai merawat mereka yang sakit" - halaman 57
Saya juga membaca sedikit tentang Islam, ketika Paulo membandingkan ibadah haji (dalam novel ini disebut ziarah) dengan ibadah ziarah umat Kristiani menuju tiga jalan yang mereka anggap suci
"Seperti Islam yang mewajibkan segenap umatnya untuk mengikuti jejak Nabi Muhammad yang berziarah dari Mekkah ke Madinah setidaknya sekali seumur hidup, umat Kristiani pada abad pertama juga diharapkan menempuh tiga rute peziarahan yang dianggap suci" - halaman 20
Bagi saya yang menggemari novel melodrama, sedikit susah untuk memahami tulisan Coelho yang penuh filosofis. Itu mungkin (menurut saya) itu saya berbeda keyakinan dengan Coelho, sehingga saya sedikit terganggu dengan filosofi-filosofinya yang sangat kental dengan kekristenan. Tapi tidak begitu bermasalah, karena filosofinya toh tidak begitu berbeda dengan ajaran agama yang saya anut.
dedicated to reading challenge