Cover diambil dari Goodreads.com |
Penulis : Sanie B. Kuncoro
Penerbit : Pustaka Populer
Tahun Terbit : 2013, edisi kedua
Tebal : 192 halaman
Format : Paperback
ISBN : 978-602-7888-49-4
Impianku, seorang Jingga, hanya sederhana. Memiliki sebuah rumah di tepi pantai berkarang dengan jajaran pohon kelapa dan palem. Lalu, aku akan membuat sebuah kafe, lengkap dengan perpustakaan di teras. Di situ, aku akan menerima para petualang dari segala penjuru bumi, yang datang dan pergi serta membawa cerita yang menggugah hati.
Akan tetapi, ketika satu permintaannya itu harus kupenuhi, hatiku berontak. Adakah cinta yang nyata di dunia ini?
***
Awalnya saya pikir ini novel. Soalnya sinopsisnya sama sekali nggak menunjukkan buku ini kumpulan cerpen. Dicantumkan kalau buku ini kumcer di covernya aja engga. Jadi ya pas beli saya sejenis ketipu gitu deh. Tapi gak nyesel kok ketipunya :D cerita-cerita yang disajikan worth it banget buat saya.
Sepertinya saya nggak bisa bilang buku ini kumcer deh, soalnya cuma ada tiga cerita yaitu The Desert Dream, Jingga, dan Mimpi Bayang. Saya rasa lebih tepat kalau disebut kumpulan novelet, karena rata-rata panjang ceritanya sekitar 50-an halaman buku ini. Kalau judulnya sih jelas, diambil dari dua cerita tadi, Mimpi Bayang dan Jingga.
Tema yang diangkat Sanie simpel sih. The Desert Dream tentang perselingkuhan, Jingga tentang 'si kaya dan si biasa aja', Mimpi Bayang tentang keegoisan (which is, kayaknya yang paling rumit). Endingnya juga sedikit klise. Buat saya udah ketebak. Baca endingnya itu kayak.... "tuh kan, endingnya begitu kan". Gitu.
Anyway saya suka cover bukunya yang eye-catching dan sinopsisnya yang mengesankan buku ini bukan kumcer. Sedikit kecewa sih, karena saya pikir cerita dalam buku ini saling berkaitan. Tapi ternyata engga. Meski demikian ceritanya tetap bagus kok. Gak rugi kalau baca :D
"Setiap orang akan mendapatkan sejumlah sesuatu sesuai bagiannya. Ketika Yang Maha Esa menganugerahkan kelimpahan, sesungguhnya Dia memberi kita kesempatan untuk berbagi. Tapi, ketika itu tidak juga kita lakukan, maka Yang Maha Esa pula yang akan mengambil kembali kelebihan itu dengan caranya sendiri" - The Dessert Dreams, hal 17