Cover diambil dari Goodreads.com |
Penulis: Dodi Prananda
Penerbit: Wahyu Media
Tahun Terbit: 2013
Jumlah halaman: 168 halaman
ISBN: 979-795-775-6
Format: Paperback
Ada kebohongan dan kejujuran yang senantiasa mengelilingi kita. Begitu indahnya, sehingga kita tak tahu mana lagi batasan jelasnya. Antara diterima atau ditolak, semua abu-abu.
Ada skenario di antara sandiwara. Semua yang kita lihat dengan mata kepala sendiri, justru tidak pernah mencapai realita sesunggguhnya. Ada skenario dan ada sandiwara. Skandal
Aku rapuh untuk menyadari semuanya. Aku terlanjur masuk ke dalam permainan ini. Sekarang hanya tinggal aku, menyelamatkan diri atau menjadi aktor yang akan menyelesaikan skenario ini. Tentu, dengan lebih banyak intrik atau justru bohong yang dipercaya.
***
Saya menyelesaikan buku ini dengan dramatis, membanting buku ini (untungnya ke kasur) dan berteriak penuh kekesalan. Frankly, saya membenci semua ide tentang penyimpangan seksual meskipun saya mempelajarinya di bangku kuliah. Apalagi jika ide itu dituangkan dalam bentuk novel, or worst, epilog novelnya.
Ini adalah buku ketiga bangDod (yep, he's one of my senior on high school) yang saya baca. Pertama kumpulan puisi Musim Mengenang Ibu dan yang kedua kumcer Waktu Pesta yang ditulis keroyokan sama temen-temennya. Jadi bisa dibilang ini novel debutnya yang pertama.
Waktu pertama saya baca sinopsisnya, saya merasa novel ini menarik dan gue banget. Tapi begitu saya membuka halaman pertama, err.. holy cow. Saya langsung pusing membaca monolognya yang... ah sudahlah.
Saya jadi agak bingung bagaimana me-review buku ini. Antara gatel mau membuat list hal-hal yang gak saya suka dari novel ini dan tidak ingin menyakiti hati penulis yang notabene masih senior yang saya segani. Tapi, semoga bangDod dan Wahyu Media membuat revisi novel ini setelah membaca list yang saya buat
- Monolog sebagai pembuka novel is not a good idea. Entah ini masalah selera atau tidak, tapi saya selalu suka deskripsi sebagai pembuka novel. Deskripsi tokoh utama membuat saya dengan senang hati berimajinasi tentang si tokoh dan jalan ceritanya
- Terlalu banyak salah ketik. Bahkan sempat ada nama tokoh yang tertukar dan bab 6 yang lenyap entah kemana. Entah ini salah penulis, atau salah editornya.
- Ada banyak kata "noda" yang berserakan. Saya gak hitung. Apa gak ada padanan kata yang lain? How about lumpur? *kemudian digetok*
- Tokoh Mayang yang saya tidak tahu apa perannya. Mungkin maksudnya agar si tokoh utama terkesan sebagai secret keeper. Tapi saya malah merasa Mayang ini seharusnya tidak usah ada. Toh tanpa tokoh Mayang, si tokoh utama tetap menjadi secreet keeper kebejatan pacar adiknya yang mesum dan perselingkuhan pacarnya.
- And worst, as I told before, adegan homoseksual sebagai epilog. Balik lagi, mungkin ini masalah selera. Masalah saya yang membenci semua ide penyimpangan seksual. Masalah saya yang menganggap segala masalah penyimpangan seksual cukup tertulis di jurnal dan buku diktat kuliah. Iya, ini masalah saya -_-
Secara keseluruhan saya menyukai ide ceritanya. Tentang manusia dan kebohonganya. Simpel. Tapi saya kurang menyukai eksekusinya *halah* Makanya saya cuma kasih dua bintang di Goodreads
Terakhir, saya mau mengutip sedikit moral value dari novel ini.
"Perasaan bukan mainan, juga bukan kertas yang mudah dikoyak, diremuk sesuka hati" - halaman 26
dedicated to reading challenge