Semenjak kasus COVID-19 atau virus corona pertama kali muncul di Indonesia, gue mulai mengisolasi diri. Kebetulan, kerjaan gue emang freelance yang nggak terikat sama jadwal rutin dan bisa dikerjakan secara remote dari mana saja. Jadi, himbauan untuk karantina mandiri dan social distancing tidak begitu memberi pengaruh pada aktivitas harian gue. Awalnya.
Beberapa hari setelah itu, beberapa sekolah, dan kampus mulai memberlakukan kerja/belajar dari rumah. Termasuk Sumatera Barat. Nah, di sini masalah gue dimulai.
Nyokap gue bekerja sebagai guru salah satu SMK. Termasuk guru jadoel karena sudah mengajar sejak belum kenal sama bokap. Boro-boro paham gimana caranya mengajar murid-muridnya dari jarak jauh, bikin RPP sama bahan ajar gue yang bantu ketikin. Jelas, nyokap gue kelimpungan buat bikin bahan ajar yang sesuai dengan metode belajar online ini.
Belum lagi adik-adik gue di komunitas yang rata-rata masih SMA. Mereka jadi kelimpungan karena tugas-tugas sekolah makin bejibun. Tidak sedikit dari mereka yang meminta bantuan gue untuk memeriksa tugas-tugas mereka atau sekedar bertanya mengenai tugas-tugas tersebut.
Well, sebelum pandemi corona sih sebenarnya mereka udah sering minta bantuan gue untuk sekedar memeriksa pekerjaan rumah mereka sebelum diserahkan. Tapi, gara-gara pandemi ini, tugas mereka jadi agak ngadi-ngadi. Begini, misalnya.
Ini bapak/ibu gurunya kreatif dan kekinian banget, segala virus corona dijadiin tugas. Mungkin maksudnya, biar anak-anak didiknya nggak merasa bosan dan terbebani jadi tugas-tugasnya dibikin semenarik dan seseru mungkin.Ceritanya nawarin bantuan ke adek-adek yang lagi belajar online. Tapi ini yang bener aja...— aliviaawin | Blogger Padang (@aliviaawin) March 18, 2020
GIMANA CERITANYA BIKIN PUISI TENTANG VIRUS CORONA 🤦♀️🤦♀️
Asli gatau mau ketawa apa gimana.
Ngadi-ngadi aja. Gue yang dulu pas SMA sering nulis puisi aja bingung mau bantuin gimana 🤦♀️🤦♀️🤦♀️ pic.twitter.com/G5KE55iHsq
Teman-teman blogger gue juga nggak berbeda. Mbak-mbak blogger yang sudah pada punya anak ini saling sharing metode-metode agar anak-anaknya bisa betah belajar online, sampai berbagi aplikasi-aplikasi yang anak-anak mereka gunakan. Apalagi setelah banyak aplikasi-aplikasi belajar online yang menggratiskan layanan mereka untuk mendukung siswa belajar selama masa pandemi ini.
Salah satu aplikasi yang dibahas adalah Pahamify. Pahamify adalah salah satu aplikasi belajar online yang beberapa waktu lalu mengadakan kelas online untuk siswa secara gratis. Setiap harinya, dari pukul 14.00 sampai pukul 16.00 siswa dapat belajar melalui fasilitas live streaming dan live chat bareng Rockstar Teacher Pahamify.
Sekarang, Pahamify membuka akses gratis untuk semua konten belajar di aplikasinya sebagai bentuk dukungan kepada para siswa yang belajar secara online. Dengan dibukanya akses gratis untuk semua konten belajar di aplikasi Pahamify, siswa dapat dengan mudah belajar kapanpun mereka inginkan. Tentunya siswa tidak perlu lagi memikirkan biaya layanan. Cukup tersambung dengan internet dan mereka bisa mengakses berbagai konten pelajaran yang mereka inginkan.
Saat ini, Pahamify sudah memiliki lebih dari 200 ribu pengguna. Edutech start-up ini didirikan pada tahun 2018 oleh kreator-kreator lulusan universitas ternama. Para kreator ini memiliki pengalaman di dunia pendidikan yang membuat mereka selalu berinovasi dalam menciptakan konten-konten edukatif yang menyegarkan dan menarik untuk siswa SMA. Selain itu, Pahamify juga menyediakan fasilitas try out untuk menempuh Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK).
Di tengah pandemi ini, gue jadi sadar bahwa banyak hal saat ini yang bisa kita lakukan secara online, termasuk belajar. Apalagi dengan berkembangnya teknologi saat ini, banyak aplikasi-aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk menambah ilmu. Jadi, nggak ada alasan lagi buat nggak belajar.
Buat lo yang pengen akses konten-konten belajar gratis dari Pahamify, lo bisa klik link ini. Selamat belajar dan jangan lupa cuci tangan!