Kreatif dengan Sampah; Sebuah Usaha Menjaga Lingkungan Indonesia
1:00 PM
Kalau teman-teman mengikuti instagram saya, tentu sudah tau dengan gaya hidup minim sampah yang saya lakukan beberapa bulan terakhir. Saya juga pernah cerita di sini asal mula gaya hidup saya yang mendadak #zerowaste.
Nah, sejak saya mulai ber-zero waste ini, banyak pertanyaan-pertanyaan yang masuk soal zero waste, salah satunya soal pengelolaan sampah. Bagaimana mengelola sampah organik, bagaimana mengelola sampah anorganik, sampah yang tidak bisa didaur ulang dikemanain, dan seterusnya, dan sebagainya.
Jadi, mari kita bahas satu per satu.
Sampah organik tak selalu dikompos
Setelah beberapa bulan ber-zero waste ria, saya baru tahu ternyata sampah organik tidak selalu berakhir di kompos. Banyak penggiat zero waste yang memanfaatkan limbah dapur untuk kegunaan lain. Sisa sayur potong bisa dimasak kembali menjadi kaldu sayur, begitupun dengan tulang daging sapi, ayam. bahkan ikan, bisa dimasak menjadi kaldu hewani. Tentunya kaldu ini lebih sehat, dan awet untuk waktu yang cukup lama jika disimpan dengan baik.
Limbah buah-buahan pun ternyata dapat dimanfaat untuk membuat eco enzyme, sebuah larutan hasil fermentasi limbah buah/sayur dengan gula dan air yang dapat dimanfaatkan sebagai pembersih organik. Eco enzym ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand dan menjadi idola bagi penggiat zero waste yang tidak memiliki akses komposter di tempat tinggalnya.
Bagaimana dengan jelantah alias minyak bekas? Tenang saja Fergusso, ada jelantah4change yang mengelola per-jelantah-an menjadi sabun. Bukan sabun buat badan ya, tapi sabun pembersih rumah tangga
Upcycle sampah anorganik bernilai jual tinggi
Menjalani gaya hidup minim sampah ternyata bisa membuat kita menjadi lebih kreatif. Cara paling baik (dan paling direkomendasikan) untuk mengelola sampah anorganik adalah dengan meng-upcycle barang-barang tersebut menjadi barang berguna berdaya jual tinggi. Selain mengurangi angka sampah yang sudah menyentuh angka 66,5 ton, tentunya bisa menjadi ladang usaha yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Apalagi saat ini Indonesia sedang gencar-gencarnya mendukung industri kreatif. Usaha upcycle barang-barang bekas ini bisa menjadi pilihan yang kreatif sekaligus menjadi upaya menjaga lingkungan.
Upcycle Indonesia, salah satu komunitas penggerak upcycle sampah anorganik menjadi barang-barang bernilai jual tinggi.
Barang-barang yang dianggap sampah oleh sebagian orang bisa menjadi sumber inspirasi bagi sebagian orang yang kreatif bahkan bisa menjadi barang-barang bermanfaat yang bernilai jual tinggi. Nah, sebagai blogger, yuk kita juga jadi individu yang kreatif dan peduli lingkungan.
Kegiatan Flash Blogging, diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk mengajak dan merangkul para blogger untuk menjadi individu kreatif Padang, 30 November 2018 |
Tulisan ini diikutsertakan pada kegiatan Flash Blogging #4TahunIndonesiaKreatif yang diselengarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia di Hotel Mercure Padang tanggal 30 November 2018
5 komentar
Salam kenal temannya Aul ;)
BalasHapusMenarik sekali liat krat minuman jadi kursi, dan ditumpuk jadi meja.
Itu kan plastik ya, msl dy sdh usang, plastik itu akan dibuat apa lg, apakah akan lngsg dilebur jadi bijih plastik?
Waaa kreatif sekali 😍 Aku sih masih jauh dari zero waste, tapi sekarang diusahakan kalau beli apa-apa bawa kantong sendiri dan buat belanja bulanan kalau bisa yang bentuknya bulk biar gak banyak sampah 😊
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusAwesomeee. Kreatifitas nya inspiring semua ini mahhh
BalasHapusYa ampun si awin blog nya sejak november gapernah diupdate lagi -___-
Eh.. Kursinya bagus. Nyentrik ! Hihihi... anti mainstream banget selain fungsional tentunya. ❤️
BalasHapusThank you for leaving a comment. Please come back!