Seminggu belakangan ini saya sakit. Lumayan parah karena di hari keempat papa memutuskan membawa saya ke rumah sakit setelah tiga hari nyaris tidak bergerak dari kasur dan sehari sebelumnya berkali-kali (maaf) muntah. Untung saja UAS udah selesai. Tapi sayangnya tanggung jawab saya di organisasi jadi terbengkalai. Beberapa rekan di organisasi sampe nanyain saya kemana karena saya jarang banget meghilang tanpa kabar. Blog ini juga terpaksa terbengkalai. 

Tapi alhamdulillah saya gak diopname meski dokternya dengan kejam memberi enam jenis obat yang entah apa aja fungsinya. Pas ngeliat obatnya yang gede-gede bawannya saya pengen nangis. Kenapa gak infus aja saya dok, kenapaaaaaah 😢😢

Anyway, sekarang malam tahun baru. Instead of hura-hura gajelas, saya lebih menikmati film-film liburan yang diputar di TV. Lumayan ada film yang belum sempat saya nonton.

Tapi saya gak mau ngomongin itu, gak penting juga. I wanna talk about something particularly mainstream. Resolusi. R E S O L U S I.

Maintsream banget gak sih, akhir tahun bahas resolusi. Resolusi tahun kemaren aja failed deh kayaknya. Sekarang malah mau bikin resolusi serius segala. Hahahaha.

Kenapa namanya resolusi serius? Karena beda sama resolusi-resolusi sebelumnya, resolusi kali ini harus bisa saya capai sebisa mungkin. Yaitu, wisuda. W I S U D A.


Saya emang gak diburu harus segera wisuda. Orang tua saya malah lebih sering nanya "kapan nikah" dibanding nanya "kapan wisuda".

Tapi saya butuh pasang target. Saya butuh goals biar saya gak terlalu santai mengerjakan skripsi. Soalnya kata temen saya, sehari menunda skripsi sama dengan sehari menunda resepsi. So, resolusi saya tahun 2017 ini saya berharap wisuda di akhir tahun 2017, atau setidaknya sidang. Syukur-syukur kalau langung dapat kerja. Tapi yah, wisuda dulu setidaknya. Nambah-nambahin panjang nama sama gelar Sarjana Psikologi dulu.

Soal nikah? Mungkin tahun depannya lagi #ehgimana