That Time You Feel So Bad
7:54 AM
Have you ever felt that everything goes wrong? Have you ever felt afraid of something that even you do not know for sure what the reason? Have you ever cried for no reason?
Today, on World Mental Health Day, I would like to share something
Awalnya sekitar tahun ketiga saya di kampus. I felt so depressed, so sad, so miserable. Kacau lah pokoknya. Saya bisa gak keluar kamar kalau gak perlu-perlu amat, saya bisa mewek banjir menye-menye di kasur sambil peluk guling, saya bisa narik selimut sampai nutupin semua badan saya, saya bisa mikir yang aneh-aneh, even one time I felt suicidal. Saya merasa sangat-sangat buruk sekali.
Awalnya sekitar tahun ketiga saya di kampus. I felt so depressed, so sad, so miserable. Kacau lah pokoknya. Saya bisa gak keluar kamar kalau gak perlu-perlu amat, saya bisa mewek banjir menye-menye di kasur sambil peluk guling, saya bisa narik selimut sampai nutupin semua badan saya, saya bisa mikir yang aneh-aneh, even one time I felt suicidal. Saya merasa sangat-sangat buruk sekali.
Kok bisa?
Jujur, saya juga bingung kenapa. Kok bisa sih mahasiwa psikologi yang makanannya sehari-hari tentang regulasi emosi bisa galau menye menye begini? Saya juga gak tau.
Banyak yang bilang kalau saya itu suka overthinking. Hal-hal yang buat orang lain dicuekin saya pikirin, hal-hal yang harusnya gak usah dipikirin malah saya pikirin banget. Kalo kata teman saya, saya itu mirip emak-emak rempong yang apa-apa diurusin sendiri, dikerjain sendiri, padahal masih banyak yang bisa bantu dan backup.
Karena saya orang yang suka overthinking, saya jadi sering berprasangka buruk. Like I'm not a good daughter for my parents, I'm not a good partner for my boyfriend, I'm not good enough for my friend, I just simply not good enough to be alive. Kadang saya juga suka berpikir kalau people just don't like me, orang-orang suka ngomongin yang jelek-jelek tentang saya di belakang saya. Frankly, having that thoughts is sucks. Truly.
So, what would I do?
Tarik napas dalam-dalam dan mulai bicara kepada diri sendiri. Saya berusaha meyakinkan diri saya bahwa semua baik-baik saja dan akan baik-baik saja, gak ada yang perlu dikhawatirkan. Everything would be fine, just relax and enjoy your life, you deserve it. Kadang saya dengerin musik, nyanyi-nyanyi gak jelas di kamar, bahkan sambil joget-joget gak jelas juga. Kelihatannya sih aneh, but it works perfectly for me to forget all bad thoughts.
Kalau gak berhasil?
Talk about it to someone you trust the most. Biasanya kalau ajojing hore (?) gak berhasil bikin galau menye-menye saya hilang, saya bakal ngomong ke mas pacar and we would talk about it. Kadang malah bikin berantem sih. But in the end he will convice me that everything would be allright, everyone love me, my parents love me, he also loves me, nothing to worry about, just relax.
Gak berhasil juga?
Ambil wudhu, solat, dan mewek di atas sajadah sambil curhat sama Yang Maha Mendengar. Yep, God always lisetning and always understanding. Mau masalah segede apa Tuhan pasti dengerin. Saya pernah ngomong di atas sajadah abis solat kalau saya capek, saya gak mau galau menye-menye gak jelas, saya pengen bebas dari galau yang gak jelas masalahnya apa. And believe me, abis itu saya ngerasa lega. Walaupun saya curhat dan doa sampe nangis mewek dan ingus meler, saya lega.
So, what's the point I'm talking about now?
Intinya saya mau bilang kalau, it's okay to feel bad one time, you just need to convince yourself that everything is perfectly fine. Once you think you can't handle it, talk to someone you trust the most. Orang tua, teman, sahabat, pacar, siapapun yang kamu percaya dan kamu nyaman untuk membicarakannya. It's fine if you even want to talk to a psychologist. Saya malah menyarankan untuk menemui psikolog once you can't handle it anymore. Gausah malu buat ketemu psikolog, sama aja kayak ketemu dokter. Cuma bedanya kalo ketemu psikolog kamu gak dikasih resep obat ajah.
Also, kalo kamu nemuin temen kamu dalam kondisi yang buruk, lagi galau menye-menye, lend your ear, karena pada intinya mereka cuma butuh didengar. Be a good listener and convince he/she that everything is fine, karena saat itu pikiran-pikiran buruk sedang beterbangan di kepalanya. Buat mereka merasa dihargai dan dicintai, karena pada saat down mereka akan merasa tidak berharga. Give a good warm hug if you can.
0 komentar
Thank you for leaving a comment. Please come back!