Anak-Anak, Remaja, dan Junk Food*
2:28 PM
Buat yang seumuran dengan saya (I'm 17-almost 18 years old, by the way), atau bahkan yang lebih TUA dari saya (sengaja di-caps biar sadar umur :D #kemudiandigetok), pasti sering atau setidaknya pernah makan junk food. Entah itu ka ep ci, mekdi, atau semacamnya.
Nah, saya gak bakal bahas bahaya si junk food ini karena saya yakin sudah banyak yang membahas ini. But, saya mau bahas bagaimana junk food seolah sudah menjadi bagian tersendiri dalam kehidupan masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja.
Seperti yang pernah diungkapkan senior saya, entah mengapa remaja zaman sekarang lebih suka menghabiskan waktunya menikmati makanan yang jelas-jelas cukup membahayakan kesehatan mereka. Saya sendiri juga gak munafik, saya seringkali bertandang ke gerai junk food untuk sekedar menikmati es krim, menyolong wi-fi gratisan, atau ngadem. Tapi, saya pernah menemukan orang yang sama, makan makanan yang sama, di gerai junk food yang sama tiga kali berturut-turut. Saya pikir, apa orang ini tidak bosan makan junk food tiap hari? Tapi berhubung orang yang bersangkutan terlihat biasa saja jadi saya tidak begitu memperdulikannya.
Saya baru peduli ketika saya mengunjungi mekdi dan melihat banyak sekali bocah berseragam merah-putih berjejer mengantre di depan kasir. Saya kaget sekali ketika melihat sebagian besar bocah-bocah ini tidak didampingi oleh orangtua mereka. Hell, ada apa dengan orangtua zaman sekarang ini? Apa mereka tidak takut membiarkan anak-anak mereka berkeliaran di gerai junk food sendirian? Bagaimana kalau mereka diculik? Dan yang paling penting, apa mereka tidak khawatir membiarkan anak-anak yang bahkan belum akhil baligh ini diracuni berbagai jenis zat kimia dari si junk food ini?
Iseng, saya pernah bertanya kepada bocah-bocah ini, kemana orangtuanya dan mengapa ia sendirian di gerai junk food ini. Jawabannya mengejutkan. Bocah-bocah ini disuruh orangtua mereka menunggu di gerai junk food untuk dijemput sepulang sekolah sembari makan siang. Nahlo, kenapa tidak menunggu di sekolah saja yang memang sepelemparan batu dari gerai junk food ini? Bukannya lebih aman menyuruh mereka menunggu di sekolah yang keamanannya lebih terjamin ketimbang gerai junk food? Saya sempat berceletuk kepada kawan saya. Jika saya punya anak, saya akan menyuruhnya menunggu di sekolah alih-alih menunggu di gerai junk food. Tentu saja, ini kelakar garing saya dengan kawan saya.
Nah, lain anak-anak, lain pula remaja. Sudah menjadi rahasia umum kalau sebagian besar pengunjung gerai junk food adalah remaja-remaja
Well, saya sih tidak melarang blogger-blogger sekalian untuk bertandang ke gerai junk food. Tapi saya mengingatkan agar tidak terlalu sering makan makanan junk food. Sesekali bolehlah, sekedar mengganti menu agar tidak bosan. Lalu khusus kepada para ibu dan ayah, akan lebih baik jika kalian mendamping anak-anak kalian saat mendatangi gerai junk food karena jujur, saya kasian melihat anak-anak yang mendatangi gerai junk food sendirian. Mereka seolah ditelantarkan orangtuanya.
*didasari obrolan absurd di gerai junk food
5 komentar
Abg suka juga kok makan junkfood, tapi memang mesti dijarakin harinya kalau mau makan junkfood lagi.
BalasHapusKalo aku biasanya beli yang kadar ke-junkfood-an nya paling rendah. Kayak kentang goreng atau spaghetti :D
Hapushari ini juga kita ditraktir bang boss ngejunk food
BalasHapus:9
hi hi hi
P.S.
kosakata baru: "ngejunk food"
Setelah ngamar dan nyabu, sekarang ngejunk food yah :D
HapusBukannya beli donat tapi numpang main internet gratis yah :D
BalasHapusPuji di smansu bukan ya? Boleh bawa laptop? Kepala sekolahnya dulu guru biologi kakak lho :D
Thank you for leaving a comment. Please come back!